Inovasi dalam Pendidikan Dewasa: Strategi Andragogi yang Efektif.

Inovasi dalam Pendidikan Dewasa: Strategi Andragogi yang Efektif

author
6 minutes, 22 seconds Read

Inovasi dalam Pendidikan Dewasa: Strategi Andragogi yang Efektif. Taktik evaluasi Andragogi atau dikenali evaluasi orang dewasa diperkenalkan dengan seorang pengajar asal dari Amerika yakni Malcolm Shepherd Knowles. Dengan bahasa Yunani, Pedagogi bermakna pimpin anak dan Andragogi maknanya pimpin manusia hingga istilah Andragogi dan Pedagogi sebetulnya tidak berbeda jauh.

Walaupun awalannya diperuntukkan untuk evaluasi orang dewasa, tetapi beragam hasil uji coba yang sudah dilakukan banyak pengajar saat mengaplikasikan ide evaluasi Andragogi dalam pendidikan beberapa anak, malah memberi hasil yang lebih bagus. Hingga menurut Knowles, ide Andragogi adalah mode anggapan selainnya pedagogi yang bisa dipakai dalam evaluasi.

Evaluasi lewat pendekatan Andragogi bisa menolong memfokuskan keperluan belajar hingga bisa capai pengetahuan ke tingkat lebih tinggi. Orang dewasa sebagai pembelajar bisa mengenal keperluan dan style belajar mereka sendiri hingga proses belajar jadi lebih reflektif dan berdikari.

Evaluasi orang dewasa (Andragogi) bisa berkesempatan saat membuat individu yang profesional untuk orang dewasa karena mereka dapat mengaplikasikan apa yang didalami cepat.

Evaluasi Pedagogi versus Andragogi

Selanjutnya, Knowles memperjelas jika ada ketidaksamaan anggapan di antara Andragogi dan Pedagogi salah satunya:

1. Ketidaksamaan Ide Diri

Dalam evaluasi Andragogi, orang dewasa dilihat mempunyai ide diri yang memiliki sifat berdikari, tidak tergantung pada seseorang. Seterusnya, orang dewasa dipandang sudah masak secara psikis hingga jalinan di antara guru dan pembelajar memiliki sifat sama-sama menolong dan bolak-balik saja. Beda hal ide diri dalam pedagogi yang melihat pembelajar sebagai individu yang bergantung hingga harus terus ditujukan oleh pengajar.

2. Ketidaksamaan Pengalaman

Pengalaman pembelajar dalam ide Andragogi banyak hingga sumber belajar yang mereka punyai semakin banyak dan komunikasi yang terjaga dapat dua arah. Dan pembelajar dalam anggapan Pedagogi mempunyai pengalaman yang tetap terbatas hingga komunikasi yang terikat dengan pengajar cuman satu arah.

3. Persiapan Belajar

Dalam anggapan pedagogi, pengajar memiliki peran penting saat tentukan pelajaran apa yang akan didalami, kapan dan bagaimanakah cara pelajarinya. Sementara evaluasi Andragogi, pembelajar yang tentukan yang mana jadi keperluan mereka hingga harus didalami.

4. Tujuan Belajar

Tujuan belajar ke Andragogi terpusat pada perpecahan permasalahan atau masalah centered dan tujuan aktivitas belajar pada Pedagogi berbentuk subject centered yang terpusat ke orang dewasa. Dalam masalah ini, tujuan belajar yang diaplikasikan terpusat pada permasalahan dan kurang peluangnya terpusat pada subyek.

READ MORE :   Ada 6 Ide Penting dan Arah Marketing Berikut Keterangan Selengkapnya

5. Motivasi Belajar

Ide Andragogi jika orang dewasa lebih terpacu untuk belajar karena faktor intern mereka. Dan dalam anggapan Pedagogi, pembelajar terpacu meng ikuti pelajaran karena motivasi external seperti guru dan orangtua. Anggapan itu bisa memacu munculnya beragam implementasi dalam implementasi taktik evaluasi yang diputuskan oleh pengajar berdasar pendekatan Andragogi atau Pedagogi.

Kekurangan dan Kelebihan

Evaluasi andragogi ialah pendekatan evaluasi yang diperuntukkan untuk orang dewasa, yang tidak sama dengan evaluasi pedagogi lebih umum dipakai untuk beberapa anak. Berikut beberapa kekurangan dan kelebihan evaluasi andragogi:

Kelebihan Evaluasi Andragogi:

  • Keterkaitan yang Tinggi: Andragogi memungkinkannya evaluasi lebih berkaitan karena peserta dewasa bisa terturut dalam pemilihan topik yang terkait dengan pengalaman, tugas, atau tujuan individu mereka.
  • Motivasi yang Tinggi: Orang dewasa kerap kali lebih terpacu secara intrinsik untuk belajar karena mereka mempunyai kebutuhan dan tujuan detil yang ingin diraih lewat evaluasi.
  • Pengalaman Sebagai Sumber Belajar: Evaluasi andragogi hargai pengalaman peserta dewasa dan menggerakkan mereka untuk memakai pengalaman itu untuk sumber evaluasi yang bernilai.
  • Kemandirian: Pendekatan ini menggerakkan kemandirian dalam evaluasi. Peserta dewasa dikasih tanggung-jawab semakin lebih besar atas proses evaluasi mereka sendiri.

Kekurangan Evaluasi Andragogi:

  • Kebatasan Motivasi: Tidak seluruhnya orang dewasa mempunyai motivasi intrinsik yang lebih tinggi untuk belajar. Beberapa peserta dewasa kemungkinan merasa kurang terpacu untuk berperan serta dalam evaluasi.
  • Minimnya Rangka Kerja: Beberapa peserta dewasa kemungkinan kesusahan saat membuat rangka kerja yang efisien untuk evaluasi mereka karena minimnya pengalaman saat mengurus evaluasi sendiri.
  • Rintangan Pengendalian Waktu: Evaluasi andragogi membutuhkan pengendalian waktu yang bagus, dan orang dewasa yang repot kemungkinan hadapi kesusahan untuk menangani kebatasan waktu.
  • Masalah Fasilitator: Fasilitator evaluasi andragogi harus mempunyai ketrampilan yang kuat saat membantu dan memberikan dukungan peserta dewasa. Bila fasilitator kurang trampil, evaluasi bisa jadi kurang efisien.
  • Minimnya Susunan: Kadangkala, pendekatan andragogi yang terlampau bebas bisa hasilkan minimnya susunan dalam evaluasi, yang bisa membuat beberapa peserta merasa kebingungan atau kehilangan arah.
READ MORE :   Pemahaman Industri Dan Peningkatan Sumber Daya Manusia

Penting untuk dikenang jika kekurangan dan kelebihan evaluasi andragogi bisa bervariatif bergantung pada kerangka, peserta, dan implikasi yang akurat. Dengan rencana yang bagus dan pengetahuan yang dalam mengenai keperluan peserta dewasa, evaluasi andragogi bisa jadi pendekatan yang efisien.

1. Pedagogi

Keuntungannya:

a. Ada beberapa dasar dan tutorial saat memandang perkembangan peserta didik

b. Lebih efektif dalam soal pemakaian waktu dan sumber daya

Kekurangannya:

a. Otonomi yang dipunyai pembelajar semakin sedikit

b. Tingkat keterkaitan pengalaman dan proses belajar kemungkinan dapat terjadi

2. Andragogi

Keunggulannya:

a. Pembelajar dikasih kendalian atas diri kita hingga dapat semakin berdikari

b. Fokus pada pengetahuan dan pengalaman awalnya yang dipunyai oleh pembelajar

c. Menggerakkan kekuatan pecahkan permasalahan

Kekurangannya:

a. Memiliki sifat terlampau bebas dan terbuka untuk pembelajar

b. Kemungkinan susah untuk memandang perkembangan

Walaupun dalam pendidikan, orang dewasa tidak dapat dipersamakan anak, tetapi taktik evaluasi Andragogi dapat diimplementasikan saat membuat evaluasi untuk peserta didik. Misalkan dengan mengutamakan pada ide masalah centered, mengikutsertakan keterlibatan aktif peserta didik dalam rencana atau penilaian belajar dan jadikan pengalaman setiap hari mereka untuk sumber belajar yang berkaitan.

Pada proses evaluasi, keterlibatan aktif peserta didik dapat diwujudkan jika disokong cuaca belajar yang aman dengan diikuti:

  • Keterdisiplinan peserta didik pada aktivitas belajar.
  • Jalinan yang terikat baik antara peserta didik atau dengan guru hingga pada proses belajar dapat sama-sama menolong dan hargai.
  • Peserta didik diberi peluang yang bertambah luas pada aktivitas belajar (student centered) bukan fokus pada teacher centered.

Seterusnya, memberi peluang peserta didik terturut pada proses penilaian evaluasi dengan kumpulkan info atas peralihan yang terjadi sepanjang meng ikuti aktivitas belajar. Saat mengikutsertakan peserta didik pada penilaian evaluasi, karena itu beberapa langkah berikut dapat diaplikasikan.

  • Lakukan assessment untuk menyaksikan keperluan peserta didik sepanjang belajar, membuat tujuan belajar dan kendala yang kemungkinan ditemui pada prosesnya dan tentukan fokus pada aktivitas belajar.
  • Tentukan materi belajar sesuai topik dan membuat tanda perolehan perolehan evaluasi.
  • Mengenali karakter peserta didik untuk jadi bahan saran saat tentukan gagasan evaluasi.
  • Membuat aktivitas evaluasi dan sistem dan media yang hendak dipakai.
  • Tentukan sumber bahan dan sarana yang memberikan dukungan evaluasi.
  • Membuat mekanisme penilaian.
  • Tindak lanjuti aktivitas evaluasi
READ MORE :   10 Makhluk Ciptaan Allah yang mempunyai karakter-sifat mulia

Beberapa konsep dalam implementasi taktik evaluasi Andragogi salah satunya.

  • Peserta didik sanggup meng ikuti pelajaran dengan aktif tanpa desakan.
  • Terbentuknya keadaan yang sama-sama menolong, hargai dan bolak-balik secara positif dalam kelas.
  • Ada semangat kerjasama.
  • Terbentuknya cuaca belajar yang aman hingga bisa memberikan fasilitas peserta didik untuk belajar secara berdikari. Hal itu benar-benar sesuai ide evaluasi Andragogi yang memperjelas jika pada proses evaluasi harus memberikan dukungan ide jika orang dewasa itu adalah figur berdikari dan bertanggungjawab atas keputusan yang diambil bisa juga diaplikasikan saat tentukan taktik evaluasi.
  • Jadikan pengalaman untuk sumber belajar. Karena itu proses belajar mengutamakan pada pengalaman yang dilewati oleh peserta didik dengan pribadi, lewat dialog barisan, stimulan, bermain peranan atau demo dalam kelas.
  • Aktivitas belajar mengutamakan program ringkas pengalaman dari yang dilewati peserta didik saat temukan atau menerangkan sesuatu ide atau pengetahuan baru.
    Materi belajar sedapat mungkin direncanakan berdasar pengalaman dan keadaan beberapa peserta didik supaya proses belajar jadi lebih gampang dimengerti.

Taktik evaluasi disimpulkan sebagai proses yang jadi referensi oleh pengajar saat membuat aktivitas evaluasi secara struktural. Elemen dalam taktik evaluasi terbagi dalam materi, bahan ajar, peruntukan waktu, sistem evaluasi dan penilaian yang hendak dipakai. Mengaplikasikan taktik evaluasi Andragogi maknanya pengajar harus sanggup membuat evaluasi yang hargai peserta didik untuk sumber belajar (student centered).

Pada akhirannya, pengajar mempunyai keputusan sendiri saat pertimbangkan taktik evaluasi lewat pendekatan Andragogi atau Pedagogi yang hendak diputuskan. Kelebihan serta kekurangan di antara ke-2 nya tidak berarti Andragogi lebih bagus dari Pedagogi atau kebalikannya tetapi ada kemungkinan pendekatan taktik evaluasi itu tidak pas diaplikasikan untuk watak peserta didik tertentu di sekolah tertentu. Disamping itu keadaan belajar dan tujuan yang hendak diraih jadi bahan pemikiran yang lain saat tentukan taktik evaluasi yang terbaik.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *